Pada suatu ketika di sebuah negeri terpencil, ada seorang pria yang bekerja sebagai pemburu. Dia berburu dihutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecilnya. Saat itu ia sudah seharian mencari hewan buruan namun belum satu pun yang ia dapatkan. Ketika ia tengah beristirahat, tiba-tiba dari dalam hutan tersebut ia mendengar suara gaduh dan auman singa. Dengan rasa penasaran ia pun pergi menuju kearah sumber suara tersebut dan ia pun tak lupa membawa busur dan anak panah nya …
Sesampainya disana ia melihat seekor kuda bertanduk yang tengah diserang oleh seekor singa, karena merasa iba kepada kuda tersebut ia pun dengan sigap membidik dan melepaskan anak panah nya kearah singa tersebut. Anak panah itu pun tepat mengenai kaki dari singa itu, dan singa itu pun meraung kesakitan. Singa itu sempat menatap tajam kearah pria tersebut, lalu singa itu pun lari ke dalam semak-semak dan menghilang …
Kuda bertanduk itu lalu mendekati pria tersebut, betapa terkejut nya pria itu saat ia melihat bahwa kuda tersebut berubah menjadi seorang pria tua yang mengenakan jubah putih. Pria tua berjubah putih itu lalu mengucapkan terimakasih padanya. Dengan rasa takut dan gemetaran, sebut saja Sagat, ia menjawab sapaan dari pria berjubah itu yang tak lain adalah Dewa Phoenix. Kemudian Dewa Phoenix berkata padanya bahwa kelak anak atau keturunan nya nanti akan menjadi penyelamat bagi kaum nya. Dewa Phoenix pun memberi nya sebutir kacang dan menyuruh nya untuk membungkus nya dengan kain. Setelah mengucapkan itu Dewa Phoenix pun terbang ke awan dengan sayap nya dan menghilang …
Sagat masih bingung dengan arti dari ucapan Dewa Phoenix tersebut. Karena hari telah semakin senja, Sagat pun bergegas pulang dengan tangan hampa. Ia merasa sedih karena tidak mendapatkan satu pun hewan buruan untuk disantap bersama sang isteri tercinta yang tengah mengandung calon buah hati mereka. Tiba-tiba ditengah perjalanan, kain yang digunakan Sagat untuk membungkus sebutir kacang tersebut menjadi terasa berat dan menebarkan aroma yang sedap, Sagat pun penasaran dan membuka nya, ternyata isi di dalam bungkusan tadi telah terisi makanan yang siap untuk disantap. Ia pun merasa senang karena ia masih bisa membawakan makanan yang lezat untuk sang isteri tercinta …
Sesampainya dirumah mereka pun menyantap makanan tersebut bersama-sama. Setelah menyantap makan malam bersama, Sagat pun menceritakan apa yang telah di alami nya dihutan tadi kepada sang isteri yaitu Sarah. Setelah itu mereka pun beristirahat. Keesokan hari nya Sagat tetap menjalani rutinitas nya pergi berburu ke hutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil nya …
Di lain hal, Singa yang beberapa hari yang lalu juga merupakan makhluk yang bisa berubah menjadi seperti manusia namun berkepala singa, sebut saja Leon, ia sangat dendam kepada Sagat karena telah melukai lengan kiri nya dan menggagalkan rencana nya untuk membunuh Dewa Phoenix, Leon bertekad suatu saat nanti ia akan membalas dendam dan akan menghabisi semua orang yang ada di Negeri itu !!! Dengan kesal nya ia mematahkan dan meremukkan anak panah yang telah melukai lengan kiri nya …
Beberapa hari kemudian ketika Sagat tengah berburu seperti biasanya di hutan, sahabatnya pergi untuk menyusul nya ke hutan dan memberitahukan nya bahwa sang isteri hendak melahirkan, betapa bahagia nya Sagat mendengar kabar tersebut, dan ia pun segera pulang. Sesampai nya dirumah, sang isteri tengah dalam proses melahirkan, Sagat sangat tegang dan tak sabar menanti kehadiran sang buah hati …
Beberapa jam kemudian terdengarlah suara tangisan bayi, Sagat pun sangat bahagia dan ia pun segera masuk ke dalam untuk melihat sang buah hati mereka, dan betapa terkejut nya Sagat karena anak nya jauh berbeda dengan anak-anak pada umum nya, karena sang anak memiliki tubuh manusia setengah kuda!!! Dari kepala hingga perut berwujud manusia sedangkan dari perut ke bawah seperti tubuh seekor kuda. Walau demikian mereka sangat menyayangi sang buah hati mereka yang diberi nama Thaddeus …
Sementara itu di Khayangan Dewa Phoenix menyaksikan kehadiran sang anak tersebut. Dewa Phoenix berkata dalam hatinya bahwa kelak sang anak itu lah nantinya yang akan menyelamatkan kaum atau bangsa nya dari marabahaya yang sangat serius. Sementara itu berita tentang kelahiran anak dari Sagat dan Sarah pun telah menyebar keseluruh penjuru negeri dan tak khayal menjadi buah bibir semua orang. Seiring berjalan nya waktu, Thaddeus pun tumbuh menjadi anak yang lincah, akan tetapi dengan fisiknya yang demikian tak khayal ia pun menjadi ejekkan dan dikucilkan oleh teman sebaya nya.
Thaddeus pun sering menangis karena ejekkan dari teman-teman nya. Thaddeus pun mengadukan tentang perlakuan teman sebaya nya kepada sang ibunda, mendengar hal itu sang ibunda pun menangis. Sepulang dari berburu Sagat pun menghampiri sang anak yang tengah bersedih, lalu Sarah pun menceritakan semua nya kepada sang suami. Karena tak tahan dengan ejekkan dan dikucilkan, Sagat dan keluarga nya pun memutuskan untuk pindah dan mengucilkan diri kedalam hutan dan bertahan hidup disana …
Waktu pun terus berlalu, Thaddeus kecil pun tumbuh menjadi dewasa, ia sangat patuh dan berbakti kepada kedua orang tua nya. Thaddeus dewasa pun turut serta bersama sang ayah pergi berburu ke hutan. Meskipun mereka tinggal terpencil dari penduduk yang lain tapi mereka tetap bahagia. Waktu terus berlalu dan sang ayah pun mulai sakit-sakitan, karena kondisi fisik nya yang tak lagi kuat seperti dulu, kini Thaddeus sendirilah yang pergi berburu mencari nafkah. Semakin hari penyakit sang ayah pun semakin parah, namu begitu Sarah sang isteri tercinta tetap setia menemani dan merawat nya, hingga pada akhirnya Sagat pun meninggal dunia …
Betapa sedihnya hati mereka karena ditinggal orang yang mereka sayangi. Namun demikian mereka tetaplah harus menjalani hari-hari seperti biasanya. Sekarang selain harus pergi berburu Thaddeus pun harus menjaga serta merawat sang ibunda tercinta. Dilain sisi, Leon tengah mempersiapkan anak buah nya untuk menyusun rencana menghadapi semua orang di negeri tempat tinggal Thaddeus dulu, Leon pun dibantu oleh Panglima Tempur nya yaitu Panglima Antares sang Raksasa kejam berkepala dua. Raja Leon masih sangat ingat dengan kejadian dua puluh lima tahun yang lalu ketika Sagat menghunuskan anak panah ke lengan kiri nya. Kejadian itu benar-benar membuatnya sangat kesal dan berhasrat untuk membalas dendam yang semakin membara, ia berjanji dan bersumpah akan menghabisi semua orang yang berada dinegeri tersebut tanpa ampun …
Sementara itu di khayangan, Sang Dewi cantik yang bernama Virginia tengah asyik bermain di taman khayangan bersama para dayang-dayangnya, sebenarnya puteri Virginia yang merupakan anak dari Raja khayangan sangat bosan bermain di khayangan karena ia selalu saja dikawal oleh para pengawal. Ia merasa terkekang dan ingin sekali bebas lepas tanpa kawalan. Dan ternyata diam-diam puteri Virginia telah menyusun rencana untuk melarikan diri dari khayangan …
Dilain hal, Sarah sang ibunda dari Thaddeus pun juga sudah mulai sakit-sakitan, Thaddeus dengan rasa penuh kasih sayang dan sabar menjaga dan merawat sang ibunda tercinta. Terkadang ia pun harus meninggalkan sang ibunda sendiri di gubuk karena ia harus pergi berburu. Hingga suatu hari sakit Sarah pun bertambah parah, Thaddeus pun segera pergi untuk mencari tanaman obat-obatan, dengan segala upaya ia lakukan untuk menemukan tanaman obat-obatan untuk sang ibunda. Hingga akhirnya ketika Thaddeus kembali membawa ramuan obat-obatan untuk sang ibunda, ia terdiam dan menjadi lemas, ramuan obatt-obatan yang digenggaman nya pun berjatuhan, dengan perasaan yang tak menentu ia mendekati sang ibunda yang terbaring kaku diatas tempat tidur. Betapa hancur hatinya, karena sang ibunda tercinta telah terbaring kaku tak bernyawa ...
Thaddeus tak dapat membendung tangisnya, betapa tidak, Sang ibunda tercinta telah meninggalkannya untuk selama-lamanya, saat ibunda nya menghembuskan nafas terakhir ia tak berada disampingnya dan itu merupakan penyesalan yang luar biasa bagi nya. Thaddeus pun menguburkan jasad sang ibunda berdampingan dengan makam sang ayah. Thaddeus tak henti-hentinya menangis karena ia telah kehilangan kedua orang tua yang teramat sangat ia cintai. Langit pun mulai mendung, suara petir pun menggelegar, dan hujan pun turun sangat lebat seakan merasakan kesedihan yang di alami oleh Thaddeus.
Menyaksikan kejadian itu, Dewa Phoenix pun turut menangis dan berduka. Berhari-hari ia menghabiskan waktunya hanya menangis dan meratapi nasibnya di dekat makam kedua orang tua nya. Thaddeus benar-benar merasa putus asa dengan kisah hidupnya karena kini ia hanya tinggal sebatang kara. Hingga terlintas dibenak nya untuk mengakhiri hidupnya. Ia pun pergi kearah tebing yang curam, yang mana dibawahnya adalah lautan yang dipenuhi oleh batu karang yang besar dan gelombang air laut yang ganas. Diatas tebing ia berteriak sekencang mungkin dan mengatakan bahwa para dewa tak adil padanya karena telah mengambil orang-orang yang ia cintai. Lalu ia menatap kearah batu karang yang besar tersebut, ia merasa hidupnya sudah tak berguna lagi tanpa orang-orang yang ia cintai. Tanpa fikir panjang Thaddeus pun melompat kebawah tebing yang curam. Tiba-tiba gelombang air laut pun menjadi besar dan menghempaskan tubuhnya ke bibir pantai.
Thaddeus sangat terkejut melihat gelombang besar tersebut. Lalu tiba-tiba gelombang air besar itu pun membentuk menyerupai manusia air raksasa, Thaddeus pun terkejut dan sedikit merasa takut melihatnya, lalu dengan nada lantang Thaddeus pun bertanya padanya, mengapa ia menyelamatkan nya, karena Thaddeus merasa bahwa ia sudah tak berguna lagi tanpa kedua orang tua nya …
Kemudian Raksasa air yang tak lain adalah Penguasa Lautan tersebut berkata bahwa ia juga merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Thaddeus. Dewa air tersebut mencoba untuk memberikan semangat kepada Thaddeus bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang berguna bagi bangsanya. Lalu Thaddeus mengatakan bahwa selama ini ia selalu diejek dan dikucilkan oleh bangsanya sendiri, tapi Dewa air tetap memberi semangat dan meyakinkan nya. Thaddeus pun terdiam mendengar nasehat tersebut. Kemudian Dewa air mengatakan jika suatu saat Thaddeus membutuhkan bantuannya, maka lepaskanlah anak panahnya kedasar lautan, maka ia pun akan segera membantunya. Lalu Dewa air memberinya sebuah senjata pusaka yang merupakan salah satu senjata milik para dewa berupa busur panah yang diberi nama busur panah bayangan. Setelah itu Dewa air pun lenyap seperti meleleh dan menghilang, air laut pun kembali tenang seperti sedia kala …
Thaddeus merasa penasaran dengan busur panah bayangan yang diberikan oleh Dewa air tersebut. Sementara itu di negeri tempat tinggalnya dulu, semua orang disana mengalami terror yang mengerikan, banyak orang yang tewas mengenaskan karena diterkam hewan buas, semua orang harus selalu waspada setiap waktu. Sementara di kerajaan bangsa singa, semua bangsa singa merayakan keberhasilan mereka karena telah berhasil menebarkan terror yang luar biasa. Sang raja Leon tetap bersikeras akan memusnahkan semua orang yang berada di negeri tersebut sebagai bentuk kekesalan dan balas dendam nya …
Lalu di khayangan sang puteri Virginia telah siap merencanakan siasatnya, ia berhasil memperdaya para pengawalnya, puteri Virginia pun pergi bersama para dayang-dayang nya berkeliling di taman khayangan, dengan taktik yang ia rencanakan akhirnya puteri Virginia berhasil mengecoh para dayang-dayang tersebut dan melarikan diri kemana pun sayapnya membawanya terbang. Para dayang-dayang tersebut pun kebingungan karena kehilangan jejak sang puteri …
Mereka terus mencari sang puteri diseluruh sudut taman khayangan namun tak juga menemukannya karena sang puteri telah terbang jauh dari khayangan. Sementara itu Thaddeus menjalani kehidupannya dengan kesendirian, ia selalu mengunjungi makam kedua orang tuanya, ia pun masih berburu seperti biasanya untuk melanjutkan hidupnnya. Saat itu puteri Virginia telah terbang jauh dari khayangan, ia begitu kagum melihat keindahan dunia yang belum pernah ia lihat sebelumnya, pepohonan yang rindang, pegunungan yang menakjubkan, lautan dan sungai-sungai yang mengalir indah, Virginia pun terbuai dengan keindahan dunia beserta isinya …
Sementara itu Thaddeus masih menjalani rutinitasnya berburu dihutan seperti biasanya, namun tidak mendapatkan satu pun hewan buruan, ia pun beristirahat dibawah pepohonan. Ketika tengah asyik beristirahat Thaddeus dikejutkan dengan seekor burung raksasa yang terbang melintas tepat diatas nya, Thaddeus pun tak berfikir panjang, ia segera bangkit lalu mengambil busur dan anak panahnya, kemudian Thaddeus membidik sasarannya dan mulai melepaskan anak panahnya kearah burung tersebut. Dan anak panahnya pun tepat mengenai sayap burung tersebut dan dengan seketika burung itu pun terjatuh …
Thaddeus pun segera berlari kearah jatuhnya burung tersebut. Betapa terkejut Thaddeus melihatnya, ternyata sosok burung raksasa yang ia panah tadi adalah sesosok dewi yang cantik jelita yaitu puteri Virginia. Thaddeus pun segera menolong nya, anak panah yang dilepaskannya tadi tepat mengenai sayap kiri dari puteri Virginia. Lalu kemudian Thaddeus pun membawanya ke kediaman nya untuk dirawat, Thaddeus pun merawat luka sang puteri tersebut karena lukanya cukup parah dan sayap nya pun patah karena benturan yang keras. Mereka pun saling berkenalan, puteri Virginia membutuhkan waktu beberapa minggu untuk kesembuhan sayap nya …
Sementara itu di khayangan terjadi kepanikan dan kekacauan karena kehilangan jejak puteri Virginia, para pengawal dan dayang-dayang yang bertanggung jawab menjaga dan mengawasi puteri Virginia pun dihukum oleh sang Raja karena kelalaian mereka dalam menjaga dan mengawasi sang puteri. Lalu sang Raja memerintahkan tiga orang dewa untuk mencari sang puteri yaitu Dewa Tyron (Kerbau), Dewa Alceo (Domba), dan Dewa Capra (Kambing). Ketiga para dewa ini pun segera mencari puteri Virginia.
Setelah beberapa hari dilalui, Virginia dan Thaddeus pun menjadi teman baik, Thaddeus selalu mengajak Virginia berburu dan berkeliling dihutan, dan tak lupa Thaddeus pun selalu setia merawat nya. Hingga suatu ketika saat Thaddeus dan Virginia berkeliling ditepi hutan, mereka melihat sekelompok orang yang tengah sibuk membuat pemukiman, lalu Thaddeus dan Virginia pun menghampiri mereka, diantara mereka ada yang mengenali Thaddeus dan memanggilnya, orang tersebut bernama Narda, Narda merupakan salah seorang teman dari Thaddeus semasa kecil , Narda mencoba mengingatkan Thaddeus bahwa mereka dulu pernah berteman semasa kecil, mereka saling berbagi cerita dan lalu Narda pun meminta maaf kepada Thaddeus karena dulu ia pernah mengejek nya dan Thaddeus pun memaafkan nya …
Lalu Thaddeus bertanya kepada mereka, mengapa mereka semua pindah ke tepi hutan ? lalu mereka menceritakan semuanya, bahwa tempat tinggal mereka yang dulu nyaman kini sudah tidak aman lagi karena banyak binatang buas yang masuk kesana dan menyerang para penduduk desa dan bahkan banyak para penduduk desa yang tewas oleh serangan tersebut . Mendengar cerita tersebut kemudian Thaddeus pun mengajak para penduduk desa untuk bermusyawarah dan mencari jalan keluar dari permasalahan itu.
Thaddeus dan Virginia pun memutuskan untuk tinggal disana bersama dengan penduduk desa yang lain nya. Lalu beberapa hari kemudian ternyata dipemukiman yang mereka dirikan ada beberapa orang yang menemukan warga yang tewas karena terkaman hewan buas, Thaddeus pun tak tega melihat keluarga korban yang menangis kehilangan anggota keluarga nya karena ia pun pernah merasakan kehilangan orang - orang yang sangat ia cintai …
Ternyata bangsa singa telah mengetahui tempat pemukiman warga desa yang baru. Akhirnya Thaddeus pun menyusun rencana untuk menjebak dan menangkap hewan buas tersebut. Dan mereka pun membuat sebuah jebakan kerangkeng yang diisi dengan boneka jerami yang menyerupai manusia untuk menjebak hewan buas tersebut, dan lalu Thaddeus pun mengintai dibalik pohon yang aman, sementara yang lain nya mengintai dari atas pohon. Dan ternyata di malam hari dua ekor singa muncul dan kemudian berlari kedalam kerangkeng tersebut lalu menyerang dan mencabik-cabik boneka jerami tersebut dengan ganas. Kemudian mereka melepaskan tali pengikat pintu kerangkeng tersebut sehingga kerangkeng otomatis terkunci. Lalu dari balik pohon Thaddeus pun mendekati kerangkeng tersebut, serasa telah aman Thaddeus pun menyuruh yang lainnya untuk turun dari pohon pengintaian dan mendekat …
Lalu dua ekor singa tersebut berubah menjadi sosok manusia berkepala singa dan mereka pun dapat berbicara, serentak Thaddeus dan yang lainnya terkejut melihatnya. Tanpa basa-basi Thaddeus pun langsung menanyakan alasan mereka menyerang para penduduk desa, lalu kedua singa itu pun mengatakan bahwa mereka diperintahkan oleh Raja mereka untuk menghabisi semua penduduk desa tersebut, di karena kan Raja mereka mempunyai dendam kepada orang yang telah memanahnya pada dua puluh lima tahun yang silam, ketika Raja mereka hendak membunuh Dewa Phoenix. Para bangsa singa itu pun telah berjanji akan menghabisi semua orang yang ada dipemukiman desa tersebut !!!
Mendengar hal itu Thaddeus pun langsung memerintahkan para warga untuk menghukum mati para singa tersebut, para warga pun menghunuskan tombak kearah para singa yang berada didalam kerangkeng tersebut hingga tewas dan demikian seterusnya, dan dalam beberapa hari seterus nya mereka tetap menggunakan cara yang sama untuk menjebak para singa-singa tersebut dan langsung menghukum mati para singa-singa tersebut. Leon pun menyadari bahwa banyak para singa yang telah diutus nya tak ada satu pun yang kembali. Lalu Leon mengutus anak buahnya dengan jumlah yang lebih besar untuk menyerang para penduduk desa tersebut, namun hasilnya tetap sama, tetapi ada satu singa yang berhasil lolos dan menceritakan strategi yang digunakan para penduduk desa tersebut untuk melawan para singa, setelah mendengar hal itu Leon pun menjadi emosi dan naik pitam, dia bersama para pasukannya menyusun rencana untuk menghadapi para penduduk desa dan begitu pun sebaliknya …
Sementara para dewa yang diutus oleh Raja khayangan untuk mencari puteri Virginia belum juga menemukan tanda-tanda keberadaan sang puteri, mereka pun belum berani kembali ke khayangan sebelum mendapatkan kabar atau menemukan sang puteri. Dilain sisi, Thaddeus dan yang lainnya menyiapkan perlengkapan tempur untuk menghadapi pasukan singa. Ternyata benar saja pada malam harinya pasukan singa menyerang dengan jumlah yang cukup besar dan pertempuran pun terjadi. Pertempuran sangat sengit, Thaddeus berperan sangat penting dalam pertempuran tersebut, diam-diam Leon menyaksikan pertempuran tersebut dan memperhatikan gerak-gerik Thaddeus dari kejauhan, Leon terkejut melihat sosok Thaddeus yang berwujud manusia setengah kuda dan kemampuan tempurnya pun sangat hebat …
Panglima tempur Leon yaitu Panglima Antares yang kejam tersebut merasa geram melihatnya dan hendak ikut andil dalam pertempuran tersebut namun Leon melarangnya. Dan akhirnya para penduduk berhasil mengalahkan para singa tersebut. Leon pun dan Panglima Antares kembali ke markasnya untuk menyusun rencana. Thaddeus menyadari bahwa nanti pasti akan ada perlawanan lagi dari bangsa singa. Sementara Virginia dan yang lainnya merawat orang-orang yang terluka, Thaddeus pun dan yang lainnya mulai menyusun rencana, ia bermaksud ingin mengungsikan sebagian warga yaitu anak-anak, wanita, dan orang-orang tua, lalu sebagian lainnya bersiap untuk berperang.
Disisi lain, Leon telah mempersiapkan bala pasukannya serta panglima Antares untuk berperang, dalam perang berikutnya Leon sendiri yang akan turun langsung memimpin pertempuran. Dan akhirnya beberapa hari kemudian saat-saat yang dinantikan pun tiba, Leon dan pasukannya bergerak menuju ke tempat para penduduk, Leon dengan singgasananya yang ditarik oleh para kalajengking raksasa bersama panglima Antares dan ribuan pasukannya mulai melakukan perjalanan, ternyata diperbatasan Thaddeus dan yang lainnya telah menunggu kedatangan bangsa singa, mereka pun bertemu di medan pertempuran, Leon pun bersiap-siap memberi aba-aba penyerangan, begitu juga sebaliknya dengan Thaddeus, saat perintah penyerangan dilakukan pertempuran pun tak terelakkan …….
Sementara itu sebagian penduduk yang lain bersama Virginia terhenti di bibir pantai karena tak ada cara yang dapat mereka lakukan untuk menyeberangi lautan. Virginia sangat mencemaskan Thaddeus dan yang lainnya, ia berharap semoga saja Thaddeus dan yang lainnya dapat mengalahkan Leon dan pasukannya. Pertarungan antara Pasukan singa dan manusia sangatlah dahsyat, apalagi Leon sendiri yang langsung turun dalam pertempuran tersebut , banyak orang yang tewas dalam pertempuran itu , ditambah Panglima tempur Antares berkepala dua dan bertubuh besar yang kuat, ia dapat menghancurkan satu barikade dengan satu pukulan. Melihat itu Thaddeus merasa sangat geram dan akhirnya ia pun menggunakan busur panah bayangan miliknya yang diberikan oleh Dewa Air. Satu anak panah bila dilesatkan bisa menjadi puluhan bahkan ratusan anak panah, Thaddeus, Leon dan semua yang berada di medan perang tersebut terkejut melihat kehebatan busur panah milik Thaddeus, dan akhirnya dalam perang tersebut Panglima Antares berhasil ditumbangkan oleh Thaddeus, dengan lesatan anak panah miliknya, ia berhasil memenggal kedua kepala panglima Antares …
Leon sangat murka melihat kematian Panglima tempurnya, ia pun menghabisi semua lawan yang ada dihadapan nya dengan sadis dan kejam, banyak korban yang berjatuhan dari bangsa manusia, bangsa manusia kalah jumlah, karena merasa terdesak akhirnya mereka pun menyelamatkan diri masing-masing dari pertempuran itu. Sementara mereka pergi menuju kearah pantai, Thaddeus tetap menahan pasukan Leon bersama beberapa orang sahabatnya. Satu anak panah milik Thaddeus hampir mengenai kepala Raja Leon namun Leon berhasil menghindar dan hanya menggores pipi kanan nya saja, hal itu membuat Leon menjadi murka !!!
Raja Leon pun mengambil tombak dan melemparkannya ke arah Thaddeus, akan tetapi sahabatnya Narda mendorong tubuh Thaddeus dan berhasil menyelamatkannya, namun na’as tombak tersebut tepat menancap dan menembus dada sahabat nya itu,Thaddeus pun terkejut melihat nya, sebelum tewas Narda sempat tersenyum menatap Thaddeus dan menggenggam erat tangan nya , tangis dari Thaddeus pun tak dapat terbendung saat menyaksikan kepergian sahabat nya itu untuk selama - lama nya, dengan rasa amarah yang membara Thaddeus pun menyerang para singa - singa tersebut dengan membabi buta. Sementara itu Leon merasa sangat kesal karena tombak yang ia lemparkan tersebut tidak mengenai Thaddeus. Dalam pertempuran itu satu persatu para sahabat Thaddeus pun tumbang. Ini merupakan pertempuran yang sangat dahsyat, dan pada akhirnya Thaddeus pun tak sanggup lagi membendung dan menghadapi gempuran - gempuran dari para singa - singa tersebut sendirian, oleh karena semua orang-orang yang lain telah jauh pergi, Thaddeus pun pergi menyusul yang lainnya dan meninggalkan medan pertempuran seraya melesatkan anak panah milik nya …
Melihat hal tersebut, Raja Leon pun sangat kesal karena Thaddeus dan pasukannya melarikan diri dari pertempuran, namun demikian Leon dan bala tentaranya tetap mengejar Thaddeus dan yang lain nya. Sesampainya dibibir pantai mereka pun terdiam berputus asa dan panik karena tak ada jalan lain yang dapat mereka tempuh untuk menyeberangi lautan tersebut. Ketika Thaddeus sampai ditempat yang lainnya berkumpul ia pun terpana dan terkejut melihat semua yang ada dihadapan mata nya, karena tak ada jalan lain lagi yang dapat mereka lalui kecuali menyeberangi lautan tersebut. Lalu ia teringat dengan dewa penguasa lautan yang telah memberi nya senjata pusaka, ia pun segera berlari ke arah tebing dan berteriak meminta bantuan kepada penguasa lautan tersebut, berkali-kali ia memanggilnya namun tak ada satu pun jawaban atau respon yang ia dapatkan dari penguasa lautan itu, semua orang yang berada disana hanya terpana dan panik menyaksikan nya. Thaddeus pun mulai panik karena hal itu , dan dari atas tebing ia melihat Leon dan bala pasukannya sudah mulai mendekat …
Thaddeus pun berlari ketempat orang-orang yang sedang berkumpul, Thaddeus masih terus saja berteriak memanggil penguasa lautan tersebut dan meminta bantuan nya namun hasilnya tetap saja nihil. Melihat kepanikan dari Thaddeus yang masih saja terus memanggil - manggil Penguasa Lautan tersebut, Virginia pun mengobarkan semangat pertempuran sampai titik darah penghabisan kepada orang - orang yang berada disana, sementara itu Pasukan Leon pun sudah mulai terlihat jelas, semuanya pun mulai panik dan bahkan ada beberapa diantara mereka yang nekat berenang menyeberangi lautan ganas tersebut, Thaddeus pun mulai berputus asa, namun tiba-tiba ia pun mulai teringat bahwasa nya penguasa lautan tersebut pernah berkata kepadanya jika suatu saat ia membutuhkan bantuan nya (penguasa lautan tersebut) maka lepaskan lah anak panah miliknya ke dasar lautan maka ia (penguasa lautan tersebut) akan membantu nya, tanpa fikir panjang Thaddeus pun langsung melesatkan anak panahnya ke tengah lautan, lalu seketika lautan pun terdengar bergemuruh dan gelombang laut pun mulai berkecamuk, dan dengan seketika lautan pun terbelah menjadi dua. Semua orang yang ada disana termasuk Thaddeus pun terkejut melihatnya begitu pun dengan Leon dan bala tentara pasukan singa, mereka terpana melihat kejadian tersebut. Tanpa mengulur waktu Thaddeus pun segera menyuruh semua orang untuk menyeberangi lautan yang terbelah dua tersebut …
Leon masih terpana melihatnya, namun karena ia tak mau semua orang lolos dari serangan nya, Leon pun memerintahkan anak buahnya untuk mengejar mereka. Sementara Virginia dan yang lainnya menyeberangi lautan, Thaddeus berusaha keras menahan pasukan Leon dengan anak panahnya. Setelah semua orang menyeberangi lautan, Thaddeus pun langsung segera menyusul yang lainnya. Sebenarnya pasukan singa agak ragu untuk mengejar mereka namun karena desakkan dari Raja mereka, akhirnya mereka pun pergi mengejar Thaddeus dan yang lainnya menyeberangi lautan, setelah hampir sampai di seberang Thaddeus dengan sigap mencabut anak panah yang menancap didasar lautan tersebut, dan seketika itu pun lautan menutup kembali dan menenggelamkan pasukan singa kecuali Leon !!!
Semua terkejut melihat Leon masih bertahan di deras dan ganasnya gelombang, tekadnya yang bulat untuk membalas dendam membuatnya bertahan dan berusaha mengejar Thaddeus dan yang lainnya. Dengan penuh keyakinan dan sangat tegas Thaddeus pun mengangkat busurnya dan membidikkannya ke arah Leon yang tengah berenang melawan ganasnya gelombang lautan, tanpa membuang waktu, Thaddeus pun melepaskan anak panahnya dan mengenai Leon, Raja Leon pun tenggelam ditelan ganasnya gelombang lautan. Mereka sangat bahagia karena berhasil mengalahkan bangsa singa, dan mereka pun pergi menuju kedalam hutan baru yang akan menjadi tempat tinggal baru mereka. Lalu beberapa saat kemudian dari permukaan air laut keluarlah sebuah tangan seraya menggenggam anak panah yang tak lain adalah anak panah milik Thaddeus !!!!!
TO BE CONTINUE . . . . . .
Comments
Post a Comment